Wise Stuff

  Pernahkah anda berpikir kenapa kita selalu kehabisan UANG ? Mengapa banyak orang mendapatkan UANG jauh lebih mudah bahkan dengan effort yang jauh lebih kecil? Mengapa kita sering kehilangan kesempatan? Kali ini saya akan membantu anda menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi... UANG adalah benda yang sangat penting dalam kehidupan. Banyak orang bilang kalau UANG belum tentu bisa buat kita bahagia, tapi tidak punya UANG malah bikin kehidupan kita jauh lebih menyedihkan. Mau tidak mau suka tidak suka UANG sangat berarti untuk kehidupan kita, tanpa UANG kita tidak akan bisa makan, tanpa UANG Kita tidak akan bisa memberikan kehidupan yang jauh lebih baik untuk orang-orang yang kita cintai, tanpa UANG kita tidak akan bisa memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat dan negara. Dengan adanya UANG bisa menyelesaikan hampir 80% masalah kita. UANG memang tidak bisa memberikan kita kesehatan, tapi UANG bisa memberikan pengobatan terbaik. UANG memang tidak bisa memberik...

13 Aturan Intrapreneurship Kelly Johnson , saya menemukan itu sangat menarik. Jika Anda tidak tahu apa itu intrapreneurship, saya akan memberi tahu Anda apa perbedaan antara entrepreneurship dan intrapreneurship. Entrepreneurship adalah praktik memulai bisnis baru atau menghidupkan kembali yang sudah ada dengan menggabungkan sumber daya untuk mengeksploitasi peluang baru. Intrapreneurship adalah praktik kewirausahaan oleh karyawan dalam suatu perusahaan. Perbedaan terbesar antara entre dan intra adalah di mana mereka memutuskan untuk menggunakan keterampilan mereka. Intrapreneur bekerja dalam bisnis dalam kapasitas kewirausahaan, menciptakan produk dan proses baru yang inovatif untuk perusahaan. Sudah sedikit taukah tentang perbedaannya? 🙂 Entrepreneur dan Intrapreneur  pada dasarnya sama . Kedua tipe -preneur ini membutuhkan individu yang inovatif, sabar, dan berani mengambil risiko. Jadi, pertanyaannya adalah ...  Mengapa perusahaan , agar menjadi besar, harus memupuk ta...

It’s easier to fight the enemy you know than one you don’t. With gale-force winds of competition lashing every industry, companies must invest a lot of money, people, and time to fight archrivals. They find it tough, challenging, and yet strangely reassuring to take on familiar opponents, whose ambitions, strategies, weaknesses, and even strengths resemble their own. CEOs can easily compare their game plans and prowess with their doppelgängers’ by tracking stock prices by the minute, if they desire. Thus, Coke duels Pepsi, Sony battles Philips and Matsushita, Avis combats Hertz, Procter & Gamble takes on Unilever, Caterpillar clashes with Komatsu, Amazon spars with eBay, Tweedledum fights Tweedledee. However, this obsession with traditional rivals has blinded companies to the threat from disruptive, low-cost competitors. All over the world, especially in Europe and North America, organizations that have business models and technologies different from those of market leaders are mus...